Suara ribut terus bersahut,
Apa yang patut apabila disambut,
Tatkala ada meraka terus berebut,
Aku nan disini masih berpaut,
Menanti penitian dari ombak laut,
Memukul pantai air berpasang surut,
Hati mengerti mulut menyebut,
Hati sendiri masih jauh disudut,
Tiada peneman walau hingga malam larut,
Tiada penghibur hati sunyi diam terjerut,
Masihkan tercari-cari si dia pengubat luka berparut.
Hati yang satu hati yang mengerti,
Sukar mencari masih sendiri,
Bukan kerna terlalu memilih diri,
Masih kan kasih tak sampai lagi,
Terus menunggu si jelita hati,
Pengubat kasih yang masih sunyi,
Si dia yang memahami isi hati,
Si dia yang tahu selok belok dalam ini,
Si dia yang menerima seadanya hingga mati.
Aku kan terus menunggu kasih yang abadi....
No comments:
Post a Comment