Wednesday, May 29, 2013
Sampai Ku Mimpi
Gelap malam bayangan mimpi,
Bertiup alunan sandiwara ini,
Hingga menjelma saat ke dinihari,
Sampai ku mimpi menyapa masa bersemi,
Jalanan berliku panjang terus lurus ku harungi,
Lompat ke lopak kaki diangkat merentasi,
Di imbang bayang ruangan berpenghuni,
Selama hati bukan yang mati,
Menyelam dalam ke pelusuk masih mencari,
Tapi kekal mengerti pengertian hati yang pasti,
Walau laluan yang membawa mimpi beribu erti,
Bintang malam hilang membawa diri,
Sepanjang kedewasaan berlagu sepi,
Masih sendiri walau ku cari,
Adakah salah cara mencari,
Atau mimpi yang bertaut disahut digari.
Namun masih lagi sampai ku mimpi,
Adakah "dia" penghuni hati yang dicari,
Pelengkap hari peneman dinihari,
Dia yang memahami hati ini,
Dia yang mengerti segala yang terjadi,
Dia yang tahu akan isi hati,
Tapi harus ku sedari,
Itu semua mungkin hanya mimpi,
Mimpi bersarang penghibur hati ini,
Hati masih sepi sendiri hari ini,
Bagaimana cara adakah tetap begini?
Disaat gelap masih bermalam hari,
Ia akan terus beralun hingga pagi menjelma diri,
Menyapa embun menimpa mimpi,
Bangunkan bayangan dari mimpi.
Hingga kini sukar untuk ku rungkai
Kerna antara itu masih banyak di rangkai,
Setiap arah berbeza di terima di pakai,
Ditunjuk penjuru jalan buntu terlerai,
Dedaunan menjalar dibiar umpama rerantai,
Jauhnya jurang dipisah lautan badai,
Andai ada lorongan penghubung denai,
Dekat hati kasih tak juga sampai,
Mimpi malam bertaut indah gemalai,
Kasih mekar dalam hati tersemai,
Seperti adanya pada corak cindai,
Penghias senyuman buat hati yang disemai,
Sahaja berlalu untuk liburan santai,
Namun tiada yang bisa hiasi senarai,
Walau ku baca helai demi helai,
Sampai ku mimpi masih belum terurai.
Monday, March 25, 2013
Percayakan Hati untuk pertemuan ini...
Adakah dia masih percaya,
Percayakan setiap yang berlaku,
Berlakunya bukan kerna satu salah,
Salahkah situasi itu datang bukan pada waktu,
Waktunya hambar masanya pantas berlalu,
Berlalunya siang tak mengenal malam,
Malam bersulam terang bulan bercahaya,
Cahaya bulan menyuluh girang,
Girangkan hati mereka duka tak sampai,
Sampai bila lagi hati kan terus begini,
Beginilah cara orang yang terus berlari,
Berlari kecil mengejar mimpi,
Mimpikan di awangan tinggi,
Tingginya gunung berteman sepi,
Sepi sendiri masih disini,
Disinikah aku kan terus berlari,
Larian langkah yang dulunya kecil,
Kecil lagi kasih tak sampai,
Sampai bila langkah bertemu berhenti,
Berhentikan aku untuk satu pertemuan,
Pertemuan abadi yang sememangnya pasti,
Pasti akan berlaku bukan lagi janji....
Percayakan setiap yang berlaku,
Berlakunya bukan kerna satu salah,
Salahkah situasi itu datang bukan pada waktu,
Waktunya hambar masanya pantas berlalu,
Berlalunya siang tak mengenal malam,
Malam bersulam terang bulan bercahaya,
Cahaya bulan menyuluh girang,
Girangkan hati mereka duka tak sampai,
Sampai bila lagi hati kan terus begini,
Beginilah cara orang yang terus berlari,
Berlari kecil mengejar mimpi,
Mimpikan di awangan tinggi,
Tingginya gunung berteman sepi,
Sepi sendiri masih disini,
Disinikah aku kan terus berlari,
Larian langkah yang dulunya kecil,
Kecil lagi kasih tak sampai,
Sampai bila langkah bertemu berhenti,
Berhentikan aku untuk satu pertemuan,
Pertemuan abadi yang sememangnya pasti,
Pasti akan berlaku bukan lagi janji....
Saturday, March 9, 2013
Kasih hati nan sayang Bayang kan datang Hati pun girang
Kenapa kasih perlukan sayang,
Disaat cinta melupakan bayang,
Kenapa cinta perlu disayang,
Pada waktu kasih masih terbuang.
Sememangnya kasih dan sayang,
Merupakan penyatuan akrab pengisi ruang,
Penyatu yang sukar untuk seorang,
Jika kasih tidak sepasang.
Hati berbunga perlukan ruang,
Isi hati mengerti kasih tak hilang,
Luasnya ruang penghilang bayang,
Tiada kasih hamparan kan terbuang.
Putih melati menghiasi siang,
Merah delima menjadi penerang,
Kasih dihati pelengkap sayang,
Kesah terima yang sudi menyayang.
Walau tak jumpa kasih yang hilang,
Hati kan kekal disini menunggu datang,
Walau kasih bertaut seorang,
Gembira hati menyambut girang.
Disaat cinta melupakan bayang,
Kenapa cinta perlu disayang,
Pada waktu kasih masih terbuang.
Sememangnya kasih dan sayang,
Merupakan penyatuan akrab pengisi ruang,
Penyatu yang sukar untuk seorang,
Jika kasih tidak sepasang.
Hati berbunga perlukan ruang,
Isi hati mengerti kasih tak hilang,
Luasnya ruang penghilang bayang,
Tiada kasih hamparan kan terbuang.
Putih melati menghiasi siang,
Merah delima menjadi penerang,
Kasih dihati pelengkap sayang,
Kesah terima yang sudi menyayang.
Walau tak jumpa kasih yang hilang,
Hati kan kekal disini menunggu datang,
Walau kasih bertaut seorang,
Gembira hati menyambut girang.
Masihkan aku menunggu kasih abadi
Suara ribut terus bersahut,
Apa yang patut apabila disambut,
Tatkala ada meraka terus berebut,
Aku nan disini masih berpaut,
Menanti penitian dari ombak laut,
Memukul pantai air berpasang surut,
Hati mengerti mulut menyebut,
Hati sendiri masih jauh disudut,
Tiada peneman walau hingga malam larut,
Tiada penghibur hati sunyi diam terjerut,
Masihkan tercari-cari si dia pengubat luka berparut.
Hati yang satu hati yang mengerti,
Sukar mencari masih sendiri,
Bukan kerna terlalu memilih diri,
Masih kan kasih tak sampai lagi,
Terus menunggu si jelita hati,
Pengubat kasih yang masih sunyi,
Si dia yang memahami isi hati,
Si dia yang tahu selok belok dalam ini,
Si dia yang menerima seadanya hingga mati.
Aku kan terus menunggu kasih yang abadi....
Apa yang patut apabila disambut,
Tatkala ada meraka terus berebut,
Aku nan disini masih berpaut,
Menanti penitian dari ombak laut,
Memukul pantai air berpasang surut,
Hati mengerti mulut menyebut,
Hati sendiri masih jauh disudut,
Tiada peneman walau hingga malam larut,
Tiada penghibur hati sunyi diam terjerut,
Masihkan tercari-cari si dia pengubat luka berparut.
Hati yang satu hati yang mengerti,
Sukar mencari masih sendiri,
Bukan kerna terlalu memilih diri,
Masih kan kasih tak sampai lagi,
Terus menunggu si jelita hati,
Pengubat kasih yang masih sunyi,
Si dia yang memahami isi hati,
Si dia yang tahu selok belok dalam ini,
Si dia yang menerima seadanya hingga mati.
Aku kan terus menunggu kasih yang abadi....
Tuesday, February 26, 2013
Jawaban Kenangan untuk sebuah soalan
Kenangan lama jangan diungkap,
Biarkan ia jangan disingkap,
Walaupun masa teruskan malap,
Tiada menghadap tiada tak siap,
Kasih tak sampai berhenti berharap.
Percaya bukan lagi pasti,
Percaya bukan lagi pada janji,
Pegang janji dibiarkan mati,
Pegang hati ditinggal hari-hari,
Walau diri masih disini,
Bukan harapan bukan yang pasti,
Walau kasih abadi sukar mengerti.
Intisari hari-hari cerita dongeng permainan minda,
Mencerna lakaran cerita biarkan sama mahu serupa,
Lenggok jalan sebuah cerita,
Tidak akan sama dengan kenangan bersama,
Samakan ia tapi tidak akan serupa,
Nampak sama tapi bukan ia,
Cerita berbeza berwajah ceria,
Melakar senyuman untuk rancakkan mesra.
Dikau bertanya soalan menanti jawaban,
Soalan harapan untuk masa berputaran,
Kembalikan silamnya kenangan,
Untuk bersama hayatinya hingga berteman,
Bukan lagi keizinan yang dicari seharian,
Cuma soalan berbalas soalan,
Kenapa ditanya sebegitu soalan,
Kalau hanya inginkan sebuah persamaan....
Soalan harapan untuk masa berputaran,
Kembalikan silamnya kenangan,
Untuk bersama hayatinya hingga berteman,
Bukan lagi keizinan yang dicari seharian,
Cuma soalan berbalas soalan,
Kenapa ditanya sebegitu soalan,
Kalau hanya inginkan sebuah persamaan....
Friday, February 22, 2013
Dia...Asyikin...
Putih kulitnya berlindungkan hijab bersahaja,
Kecilnya mata dengan bingkai berkaca,
Senyuman manis diberikan sentiasa,
Manisnya senyuman dek lakaran bibir memikat,
Baik si hati mencerminkan landasan diri,
Baiknya dia sering bertanya khabar hari-hari,
Hati mengerti walau jauhnya kini,
Kekal hubungnya walau kadangnya seketika,
Tapi janganlah kau pergi untuk menghindar,
Kerna engkaulah yang ada dan mengerti aku,
Dimana senang riang mahupun susah berselindung.
Lamanya masa kekal bertaut,
Jarak jauhnya membahagi tempat,
Tapi takkan terpisah tetap menyapa,
Walaupun engkau hilang saat dimata,
Kadangnya datang bertanya menyapa,
Bila diuji diberi puji,
Terserlah merah dipipi,
Terserlah merah dipipi,
menghiasi senyuman menunjukkan gigi... :B
Hingga kini masih lagi comel hatinya.
Tuesday, February 12, 2013
Bunga...
Bunga...
Bunga sememangnya cantik,
Cantik dengan mekarnya setiap jambangan,
Cantiknya bunga terletak pada setiap kelopak yang berlapis,
Tersusun selaras bertindih depan berbaris.
Namun bunga...
Bunga tidak akan kekal lama,
Tidak boleh bertahan lama,
Walau secantik mana pun bunga itu,
Jika ia dipaksa layu sebelum masanya,
Kecantikan mekarnya hilang,
Hilang dirampas si peragut keindahan,
Layunya bunga kecantikannya hilang begitu sahaja.
Bunga...
Bunga sememangnya rapuh,
Dan tak boleh hidup lama,
Walau ia dilindungi dari angin atau hujan,
Walau dikelilingi pagar sekalipun,
Bunga pasti akan mati,
Akan mati tanpa adanya cahaya mentari,
Dengan adanya pagar sekalipun,
Ia tidak akan dapat bertahan menentang ribut,
Pada akhirnya bunga pasti akan layu,
Jatuh terkulai mati bersambut....
Tuesday, January 22, 2013
Hati yang sama Diri yang beza
Diriku ini masih lagi seperti dulu,
Tiada apa yang beza melainkan iman ku,
Kini lebih dekat padaNya kerna rinduku padamu,
Aku masih lagi aku,
Kuatnya aku kerna memori yang kau tinggal bersamaku,
Jangan kau risau akan sakitku,
Walau aku masih lagi seperti dulu,
Sakit dan peritku ku tanggung sepintas lalu,
Walau kau bukanlah takdirnya bersamaku.
Aku tetap aku,
Dan masih lagi seperti dulu,
Bunga hati masih kian kembang mekar,
Menghiasi taman hati walaupun hambar,
Walaupun begitu kasihku ini memang sukar,
Sukar untuk ku mengerti akan kasih yang sifar,
Tiada daya lagi bertahan namun ku biar,
Tapi peritnya luka lama yang dicakar,
Masih kian terasa buat ku gusar.
Namun jangan kau risau akan diriku,
Aku masih lagi tetap dengan diriku,
Cuma perwatakan berbeza dengan hari yang sama,
Isi hati yang sama dengan rupa berbeza,
Walau hanya dari jauh hati masih lagi mengingati,
Hanya memori pelakar senyuman di bibir dan di dasar hati.
#^_^#
Thursday, January 17, 2013
Buntunya hati jangan ditinggal mati
Masihkah ada waktu yang dapat mengisi buntu,
Masihkah ada cara pengubat kekecewaan itu,
Walau kepuasan hati belum lagi dapat dipacu,
Hati masih sayu dibelenggu masa lalu,
Jelas masa bermain waktu,
Indahnya keindahan lama bermain disitu,
Masih ada lagi dengan irama berlagu.
Jalan yang masih panjang terus menjadi tunjang,
Pimpinan erat terus digenggam melangkau palang,
Kepuasan hati terus di isi dengan tepukan belakang,
Tiada henti diberi sokongan teruskan datang,
Semangat terus tumbuh seiring mengisi ruang,
Menjadi kata penguat dulu dan sekarang.
Pada dulunya buntunya hati berhenti,
Tidak lagi mencari intisari yang mampu mengisi,
Jangan dibiarkan mati semangat yang jati,
Lupakan luka lama yang sering berdarah kembali,
Terus kecapi konotasi kepuasan bersemi,
Agar puasnya hati dari tertinggal mati.
Subscribe to:
Posts (Atom)